LOGIKA LOGOS YANG MAHALOGIS?


LOGIKA LOGOS YANG MAHALOGIS?




Masih terngiang tentang padamnya segalasesuatu. Masih. Masih terbenam ingatan tentang gemurunsung tanah dan bergoyangnya bumi, orang-orang berkejaran dan berlarian dan tentang alam kosong yang tampil di layar, atau tentang tidak adanya segala sesuatu bila tidak ada.

Masih pula teringat tentang mereka ketika mata terbuka. Sungguh, betapa tak adikuasanya umat manusia dengan segala arogansi dan adigang-adigungnya. Bagaikan dedaun yang lepas dari cabangnya dan tak mampu bertahan dihempas angin-angin setipis-tipisnya angin.

Sungguh, teringat juga tentangmu. Pun, tentangnya. Ketika telpon berdering dan suaramu. Ya, tentang bisikan suaramu. Betapa ada gerakan yang memorak-moranda dan merusakkan segala sesuatu tanpa terlihat pancaindera dampak dan daya rusaknya. Betapapun dan apapun alasan semua itu, pilihan dan kemudian penerusan keputusan itu manusiawi belaka, nona. Kau tak salah, dan memang tak ada kekeliruan tentang semuanya. Karena terkadang, mungkin kekacauan didatangkan demi mengatur hal-hal kacau yang mengacaukan menjadi sangat teratur dengan sendirinya. Mungkin itulah susunan di antara kelogisan mahalogis-Nya semata. Harus berbulan bahkan bertahun sebelum akhirnya tercerna kemanfaatannya.

Dan, semua itu belum berakhir. Ketika hari diri terlahir, kembali Kau persembahkan ketika tanah bergoyang, orang-orang berkejaran dan berlarian dan tentang alam kosong yang tampil di layar, atau tentang tidak adanya segala sesuatu bila tidak ada. Luruh satu-satu adigang-adiguna itu, dan episode ini berlangsung tanpa terlihat pancaindera. Manakala pikiran terpana kemudian tertunduk, manakala perasaan tersungkur kemudian berpasrah diri, atau ketika mitos-mitos yang ditanggalkan tiba-tiba menjadi sangat berguna seperti dinyatakan Erich Foom tentang silang singkarutnya manusia modern.

Sungguh, betapa tak adikuasanya nalar-nalar ketika ditegakkan lebih tegak. Betapa “dalam” Iqra`-Nya bila digerakkan lebih luas dan detil-Mu. Mungkinkah itu merupakan logika logis dari Mahalogis-Mu belaka?. Surabaya, 06 Oktober 2008

Komentar

Postingan Populer