“serupa laut”



Matamu itu badai. Jangan terlalu kuat menatap perahu mungilku. Apalagi menyodorkan putting beliung. Samudra tentu bergemuruh, dan
Membawaku ke tepian.

Aku ini mau ditelisik seperti apa, tetap seperti adanya. Takkan ada perubahan. Sejauh-jauh, kau menelisik tetap takkan timbul perubahan yang kau praduga. Masih, kau tak percaya?

Kau, menduga tentu ada lumba-lumba di bidukku? Perahuku, kosong nona! Isinya satu: hempasan badaimu!

Berhentilah sejenak,
karena perahuku bisa karam karenanya. Maaf, aku kembali ke pinggiran mengaso debar jantung. Kau, terlalu percaya tentang lumba-lumba manis beralis lentik yang pastinya sedang kusembunyikan.

Makanya, kau menatapku sekuat itu. Surabaya Agustus 2008

Komentar

Postingan Populer