“sajak-sajak warung kopi tetangga”

“sami`na wa atho`na tak pulang-pulang”

kopiahmu lumayan apik. Kau memakainya tak lagi semiring Pak Karno yang dahulu itu. Bau sakralnya lebih hemat, tipis, dan hampir bersih. Aku teringat Mbah Yai Hasyim Asyari. Belum tentu menangis,

hatimu kadang miring ke kanan dan ke kiri. Samikna waatho`na kau goyang ke dan tersangkut di loteng tetangga sebelah.

tak pulang-pulang. Surabaya Agustus 2008

“letakkan sarung itu!”

dimohon, letakkan sarung itu. Pakai saja celana jins, dan daster, dasi yang kau tengok di mal-mal tadi malam. Atau, kalau terlalu mahal, singgah dulu di pasar loak. Lalu,

ambil binarmu. Jantung yang kau lelang itu, sudah laku terjual. Surabaya Agustus 2008

“wejanganmu mampir di sembarang tempat karena tertidur kala pengajian”

Maaf.
Salah ketik. Surabaya Agustus 2008

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer